Berdakwah - Rasulullah berjuang menyebarkan ajaran Islam tak sendiri, melainkan atas bantuan para sahabatnya. Salah satu sahabatnya adalah ‘Ali. Beliau juga memiliki karakter yang baik untuk dicontoh. Dua hal yang paling dikhawatirkan ‘Ali bin Abi Thalib perlu kita perhatikan agar kita bisa menjadi hamba yang semakin dekat dengan Allah.
Sumber: Kumpulanmisteri.com |
2 Hal yang Paling Dikhawatirkan Ali bin Abi Thalib Pada Umat Manusia
Kehidupan dunia hanyalah sementara karena sebenarnya kehidupan di akhiratlah kehidupan yang hakiki. Seperti halnya seorang musafir yang melakukan perjalanan namun di tengah jalan ia mampir sejenak untuk minum dan kemudian kembali meneruskan perjalanannya. Hal lain yang bisa kita analogikan adalah seorang pekerja yang mengambil cuti untuk melakukan liburan. Seindah apapun tempat yang kita tuju, maka kita harus ingat bahwa kita masih memiliki tanggung jawab sebagai seorang pekerja sehingga harus segera pulang untuk menyelesaikan tugas seperti hari-hari lainnya.
Allah telah menurunkan kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman agar kita hidup di jalan Allah. Oleh karena itu, biar bagaimana pun selalu berusaha menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah akan memudahkan kita menuju kehidupan yang bahagia di akhirat.
Selain dalil yang ada di dalam Al-Qur’an, sunnah Rasululllah juga bisa kita gunakan sebagai acuan untuk kita beribadah kepada Allah. Hal ini dikarenakan hanya beliaulah yang paling benar untuk menafsirkan maksud dari ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan Ummu Aisyah menyebut beliau sebagai Al-Qur’an berjalan. Rasulullah tidak berjalan sendiri dalam menyebar ajaran dari Allah. Beliau selalu didampingi para sahabat yang hebat dan mau berkorban untuk syi’ar agama. Oleh karenanya, kisah tafsir al-Qur’an ‘Ali bin Abi Thalib akan memberikan pelajaran dalam kehidupan kita.
Kisah salah satu sahabat Rasul berasal dari Ali bin Abi Thalib. Dalam suatu kesempatan, ia menyampaikan bahwa terdapat dua hal yang dikhawatirkan ‘Ali, yakni panjang angan dan menuruti hawa nafsu. Kemudian, ia menjelaskan alasan mengapa ia mengkhawatirkan kedua hal ini. Pertama, panjang angan dapat membuat kita lupa terhadap akhirat. Sedangkan menuruti hawa nafsu dapat memalingkan kita pada kebenaran.
Apabila kita memiliki angan yang panjang maka kita akan selalu mengejar perkara dunia, seperti mencari rezeki hingga melupakan sholat. Mereka lebih cenderung menggapai kebahagiaan dunia daripada akhirat. Hal inilah yang membuat mereka lebih disibukkan dengan segala urusan dunia sehingga membuatnya lalai terhadap kewajibannya sebagai seorang hamba.
Seperti yang kita tahu, bahwa hawa nafsu adalah bagian dari diri kita yang berbahaya. Setiap orang pastilah memiliki hawa nafsu di dalam dirinya. Namun, bagaimana cara seseorang dalam mengatur hawa nafsu inilah yang membedakannya. Apabila seseorang dikuasai oleh hawa nafsunya dan tidak dapat mengontrolnya dengan baik, maka dengan mudah orang itu akan terjerumus dalam kemaksiatan. Bahkan, kita menganggap bahwa perbuatan dosa itu adalah sebuah kebenaran. Sedangkan, jika seseorang dapat mengatur hawa nafsunya dengan keimanan maka ia tidak akan menggunakan hal tersebut untuk kemaksiatan.
Sumber: Kumpulanmisteri.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar